Desa Kedawung
Pemerintahan Desa yang Transparan dan Akuntabel

Sejarah Desa Kedawung

Desa Kedawung memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Nama "Kedawung" berasal dari kata "dawung" yang merupakan nama pohon yang banyak tumbuh di wilayah ini pada zaman dahulu. Pohon dawung (Hibiscus similis) menjadi ciri khas daerah ini karena tumbuh subur di tanah yang relatif kering.

Desa Kedawung pertama kali dihuni sekitar abad ke-17 oleh para pendatang dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Mereka membuka lahan pertanian dan berkembang menjadi permukiman yang cukup besar. Pada masa kolonial Belanda, wilayah ini menjadi salah satu sentra produksi hasil bumi seperti padi, jagung, dan kelapa.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Desa Kedawung terus berkembang dan mengalami berbagai perubahan dalam struktur pemerintahan dan pembangunan. Hingga saat ini, desa ini telah menjadi salah satu desa yang maju di Kabupaten Kebumen dengan berbagai fasilitas dan pelayanan publik yang memadai.

Abad ke-17

Awal Pembentukan Desa

Pendatang pertama mulai menetap dan membuka lahan pertanian di wilayah yang kemudian disebut Kedawung.

1920-1942

Era Kolonial

Desa Kedawung menjadi sentra produksi hasil bumi dan mengalami perkembangan infrastruktur dasar.

1945-1950

Masa Kemerdekaan

Pembentukan struktur pemerintahan desa yang lebih terorganisir dan demokratis.

1980-2000

Era Pembangunan

Pembangunan infrastruktur modern seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

2020-Sekarang

Era Digital

Transformasi digital pelayanan publik dan pengembangan ekonomi berbasis teknologi.

Visi & Misi

Visi Desa Kedawung

"Terwujudnya Desa Kedawung yang Maju, Sejahtera, Mandiri, dan Berbasis Kearifan Lokal pada Tahun 2030"

Visi ini mencerminkan cita-cita masyarakat Desa Kedawung untuk menjadi desa yang berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang ada.

Misi Desa Kedawung

  1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat
  2. Mengembangkan potensi ekonomi desa melalui pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya lokal
  3. Memperkuat tata kelola pemerintahan desa yang demokratis dan partisipatif
  4. Membangun infrastruktur dasar yang mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat
  5. Melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai identitas desa

Letak Geografis dan Wilayah

Data Geografis

Luas Wilayah 487,5 Ha
Ketinggian 125 - 180 mdpl
Curah Hujan 2.100 mm/tahun
Suhu Rata-rata 24°C - 32°C
Jenis Tanah Latosol & Regosol

Batas Wilayah

Sebelah Utara Desa Soka
Sebelah Selatan Desa Wonoyoso
Sebelah Barat Desa Pejagoan
Sebelah Timur Desa Kedungbenda
Kecamatan Pejagoan
Kabupaten Kebumen

Data Desa dalam Angka

2,847
Total Penduduk
1,456
Penduduk Laki-laki
1,391
Penduduk Perempuan
856
Kepala Keluarga
12
Dusun
24
RT/RW
487.5
Luas (Ha)
6
Sekolah

Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Kepala Desa

Bapak Sutrisno, S.Sos

Sekretaris Desa

Ibu Siti Aminah, S.AP

Kaur Tata Usaha & Umum

Bapak Ahmad Fauzi

Kaur Keuangan

Ibu Rini Sulistyowati

Kaur Perencanaan

Bapak Dwi Haryanto

Kasi Pemerintahan

Bapak Bambang Santoso

Kasi Kesejahteraan

Ibu Endang Susilowati

Kasi Pelayanan

Bapak Eko Prasetyo

Potensi dan Kekayaan Desa

Sektor Pertanian

Desa Kedawung memiliki lahan pertanian seluas 285 Ha yang dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, dan sayuran. Produktivitas padi mencapai 6,5 ton/Ha dengan 2-3 kali panen per tahun.

Sektor Peternakan

Masyarakat Desa Kedawung mengembangkan peternakan sapi, kambing, dan unggas. Terdapat 156 ekor sapi, 234 ekor kambing, dan berbagai jenis unggas yang dikelola secara tradisional maupun modern.

Usaha Mikro Kecil Menengah

Berkembang 45 unit UMKM yang bergerak di bidang makanan, kerajinan, dan jasa. Produk unggulan meliputi keripik singkong, gula aren, dan kerajinan bambu yang telah menembus pasar regional.

Wisata Alam

Desa Kedawung memiliki objek wisata alam berupa pemandian air panas alami, area persawahan yang indah, dan hutan bambu yang menjadi daya tarik wisatawan lokal dan regional.

Kerajinan Tradisional

Masyarakat melestarikan kerajinan tradisional seperti anyaman bambu, tenun, dan ukiran kayu. Produk-produk ini tidak hanya untuk kebutuhan lokal tetapi juga dipasarkan ke daerah lain.

Inovasi Teknologi

Penerapan teknologi modern dalam pertanian seperti sistem irigasi tetes, penggunaan drone untuk monitoring tanaman, dan aplikasi digital untuk pemasaran hasil pertanian.

Fasilitas dan Infrastruktur

Fasilitas Pendidikan

3 unit TK/PAUD, 2 unit SD/MI, 1 unit SMP, dan 1 unit SMK. Tingkat partisipasi sekolah mencapai 98% dengan dukungan program beasiswa untuk siswa kurang mampu.

Fasilitas Kesehatan

1 unit Puskesmas Pembantu, 2 unit Posyandu, dan 5 unit Polindes. Pelayanan kesehatan didukung oleh 3 bidan desa dan kader kesehatan terlatih.

Infrastruktur Jalan

85% jalan desa telah beraspal dengan kondisi baik. Terdapat 12 km jalan utama dan 18 km jalan lingkungan yang menghubungkan seluruh dusun.

Sarana Air Bersih

95% rumah tangga telah memiliki akses air bersih melalui 15 unit sumur artesis, 8 unit mata air, dan jaringan perpipaan sepanjang 25 km.

Tempat Ibadah

8 unit masjid, 15 unit mushola, dan 2 unit gereja yang tersebar di seluruh wilayah desa melayani kebutuhan spiritual masyarakat.

Fasilitas Olahraga

2 lapangan sepak bola, 4 lapangan voli, 3 lapangan badminton, dan 1 gedung serba guna untuk berbagai kegiatan olahraga dan seni.

Data Demografi Penduduk

Berdasarkan Usia

0-17 tahun 856 orang (30%)
18-30 tahun 625 orang (22%)
31-50 tahun 912 orang (32%)
51-65 tahun 312 orang (11%)
65+ tahun 142 orang (5%)

Berdasarkan Pendidikan

Tidak Sekolah 89 orang (3%)
SD/Sederajat 1,423 orang (50%)
SMP/Sederajat 769 orang (27%)
SMA/Sederajat 455 orang (16%)
Perguruan Tinggi 111 orang (4%)

Mata Pencaharian Penduduk

Pertanian (45%)

1.281 orang bekerja sebagai petani dan buruh tani, mengolah lahan pertanian seluas 285 Ha untuk tanaman padi, jagung, dan sayuran.

Perdagangan (18%)

512 orang bekerja di sektor perdagangan, mulai dari pedagang kecil, warung, hingga usaha distribusi hasil pertanian ke pasar regional.

Jasa dan Industri (15%)

427 orang bekerja di sektor jasa seperti transportasi, bengkel, dan industri kecil pengolahan hasil pertanian.

PNS/TNI/Polri (12%)

341 orang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, TNI, dan Polri yang tersebar di berbagai instansi pemerintahan.

Peternakan (6%)

171 orang menggeluti usaha peternakan sapi, kambing, unggas, dan ikan sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan.

Lainnya (4%)

115 orang bekerja di sektor lain seperti pensiunan, ibu rumah tangga yang berwirausaha, dan profesi lainnya.